happy sunday

happy sunday

Kamis, 04 November 2010

Aliens in the Attic: Makhluk Asing di Atas Loteng

9 Agustus 2009 811 views No Comment
Film The Aliens in the Attic
Film The Aliens in the Attic
AWALNYA, Stuart Pearson (Kevin Nealon) dan istrinya, Nina (Gillian Vigman) hanya ingin menghabiskan liburan bersama anak-anak mereka di rumah peristirahatan. Celakanya ada hal yang tak diduga Stuart dan Nina. Rumah peristirahatan mereka telah dihuni sekelompok makhluk dari planet lain.
Empat alien bernama Skip, Assassin, Razor, dan Sparks yang datang lebih dulu mendiami lantai paling atas dari rumah peristirahatan keluarga Pearson di Maine. Tak ada yang tahu bahwa ada ‘pendatang’ dari planet lain sampai Tom Pearson (Carter Jenkins), Jake (Austin Butler) dan anak-anak lain menemukan kawanan alien ini.
Walaupun salah satu dari alien itu menunjukkan persahabatan, namun yang lain punya rencana jahat yang mengancam keselamatan keluarga Pearson. Untungnya, Tom dan Jake menyadari bahwa senjata milik para alien ini tak berpengaruh pada anak kecil dan kini tugas para anak-anak ini untuk menyelamatkan orang tua mereka dan seluruh penghuni bumi dari ancaman maut para ”tamu” dari dunia lain ini.
Generik. Itulah kesan pertama yang tertangkap dari cerita film ini. Bagaimana tidak, tak ada satu pun bagian dari cerita film ini yang bisa dibilang baru. Kisah yang ditawarkan sutradara John Schultz dari naskah karya Mark Burton dan Adam F Goldberg ini bisa dibilang sama persis dengan cerita-cerita lain tentang kedatangan makhluk dari planet lain yang bermaksud menguasai bumi.
Tanpa usaha membuat ide lama itu jadi sesuatu yang fresh, target memasarkan film ini sebagai film keluarga jelas susah untuk dipenuhi. Untuk anak-anak mungkin kisah yang ditawarkan tak akan jadi masalah namun buat mereka yang tumbuh dengan kisah-kisah serupa, jelas film ini jadi sangat membosankan.
Parahnya lagi, naskah pun dibuat sangat sederhana sehingga tak ada kemungkinan buat para aktor dan aktris untuk menggali lebih jauh karakter yang mereka mainkan. Kalaupun akting para pendukungnya jadi terkesan biasa-biasa saja bisa jadi itu bukan sepenuhnya salah mereka juga. Namun terlepas dari itu, para pendukung film ini masih mampu tampil cukup meyakinkan.
Jadi, satu-satunya yang tertinggal adalah specialspecial effect dan celakanya bagian ini pun tak mampu membuat film ini jadi sesuatu yang enak ditonton. Tak mengherankan jika 20th Century Fox, sebagai distributor film ini, memutuskan untuk tidak membuat screening untuk film ini. Jelas mereka takut para kritikus akan membantai habis film ini dan pupuslah sudah peluang mereka untuk mengembalikan modal awal.(int/ekk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar